Wanita Humairo’ Pemeroleh Taufiq
Aisyah dilahirkan empat atau lima tahun sesudah kenabian,tepatnya tujuh tahun sebelum peristiwa hijrah. Aisyah adalah putri sahabat Abu Bakar As-Shiddiq"Abdullah" bin Abi Quhafah"Utsman" bin Umar bin Amer bin Ka'ab bin Sa'ad bin Ta'im bin Murrah bin Ka'ab bin Lu'ai bin Ghlib bin Fihr At-Tamimy Al-Qursyiyi. Ibunya bernama Ummu Ruman binti Amir bin Uwaimir Al- Kinaniyah.
Nama Aisyah berasal dari kata Al-'Aisy yang berarti hidup.Rosulullah sering memanggil nama tersebut dengan suara lembut dan mesra.Hal ini sesuai dengan keterangan dalam kitab Imam Bukhori.Imam Tirmidzi berkata dalam kitab Asy-Syamil,"Rosululloh sering memanggil Aisyah dengan Panggilan Ya Muwaffaqoh{Wahai wanita yang memperoleh taufiq}.Dalam kitab Sunannya Imam Nasa'I disebutkan bahwa Aisyah juga di panggil dengan panggilan Ya Humaira'{Wahai wanita rupawan dengan kulit putih kemerah-merahan}.
Selain itu Rosululloh juga memberi beliau kunyah dengan nama putra saudarinya"Asma' binti Abu Bakar", yaitu Ummu Abdillah.Ini sesuai dengan hadis Nabi yang artinya,"Pakailah gelar dengan nama keponakanmu yakni Abdullah bin Zubair."{HR.Ibnu Majah dan Abu Dawud}.
Aisyah merupakan Ummul Mukminin, berdasar firman Allah dalam suroh Al-Ahzab:6,mengenai pengharaman menikahi istri-istri Nabi dan kewajiban menghormati serta menghargai mereka.Bukan mengenai nasab dan warisan.
Si Kecil Aisyah Yang Ramah
Aisyah kecil adalah anak kecil yang lincah dan ramah,sehingga ia memiliki banyak teman.Ia juga mempunyai ayunan yang amat digemari, yang sering digunakan untuk bermain bersama teman-temannya.Hal ini sesuai dengan hadis beliau,"ketika aku berada diatas ayunan dan bermain bersama kawan-kawanku, tiba-tiba Ibu memanggilku dan akupun mendatanginya …"
Aisyah kecil sangat suka melihat permainan ketangkasan dengan tombak dan panah.Bahkan setelah menikahpun Ia meminta izin untuk melihat permainan tersebut di depan masjid,lalu Rosulullohpun mengizinkan.Oleh karena itu, ia menasehati para orang tua dengan hadis,"Perkenankanlah anak-anak yang masih muda untuk melihat permainan ketangkasan."Dengan harapan,generasi selanjutnya menjadi manusia yang tangguh dan tangkas.
Perkawinan dengan Rasulullah
Disebutkan dalam shahih Bukhari dari Aisyah,ia berkata," Nabi mengawiniku ketika usiaku 6 tahun.Dan kami berumah tangga ketika usiaku 9 tahun pada bulan Syawal tahun pertama hijriyah."
Diriwayatkan dari Aisyah juga bahwa Nabi pernah bersabda,"Aku melihatmu dalam mimpi dua kaliyang mana Malaikat Jibril membawa gambarmu dengan diselubungi kain sutra hijau padaku seraya berkata,"ini istrimu, singkaplah kain ini!"Laku aku singkap kain penutup itu dan akupun melihat wajahmu,akupun berkata,"kalau ini dari Allah maka pasti akan terlaksana."
Menurut Aisyah, setelah Siti Khodijah wafat, datanglah wanita bernama Khaula binti Hakim {istri Utsman bin Madh'un} pada Rosululloh di Makkah seraya berkata,"wahai Rosululloh!apakah Anda tidak menikah lagi?" Nabi bersabda,"dengan siapa?" Khaula melanjutkan,"Terserah siapa yangAnda kehendaki,mau yang gadis apa janda?".kemudian Khaula menjelaskan,kalau yang gadis itu Aisyah, putrid seseorang yang paling dicintaj Nabi.Sedangkan yang janda adalah Saudah bintj Zam'ah. Ia telah beriman dan mengikuti ajaran Nabi.Lalu Nabi menyuruhnya untuk menemui mereka.
Khaulapun mendatangi rumah Abu Bakar.Ia menemui Ummu Ruman seraya berkata,"Wahai Ummu Ruman,maukah engkau sekiranya Allah melimpahkan karunia dan barokahnya padamu?."Ummu Ruman balik bertanya ,"apa gerangan tawaran itu?"Khaula berkata,"Rosululloh mengutusku meminang putrimu {Aisyah}untuik Beliau."Ummu Ruman pun memintanya agar menunggu kedatangan Abu Bakar.Tak lama kemudian Abu Bakar datang. Ummu Rumanpun menyampaikan kabar gembira itu padanya Lalu Abu Bkar bertanya dalam keraguan,"Apakah pantas bagiNya,sedangkan Aisyah hanyalah putrid saudaranya?"Khaulapun pergi untuk menyampaikan keraguan Abu Bakar pada Nabi,Beliaupun bersabda,"katakana padanya bahwa ia saudaraku dalam islam dan akupun tlah jadi saudaranya,maka putrinya layak untukku." Khaulapun menyampaikannya pada Abu Bakar.
Setelah mendengar jawaban Rosululloh,Abu Bakar pergi ke rumah Muth'im bin 'Adi,sebab ia pernah meminang Aisyah untuk putranya.Dan Abu Bakarpun telah bertekad tidak akan mengingkari janji.Ia menemui Muth'im untuk menanyakan kelanjutan pinangan waktu itu. "Bagaimana kelanjutan tentang putriku?"Tanya-nya.Muth'impun masuk kedalam rumah untuk bermusyawarah dengan istrinya.kemudian istri Muth'im berkata,"Andai putraku menikah dengan putrimu maka tentu ia akan ikut serta pada agamamu."Lalu Abu Bakar bertanya,"bagaimana keputusanmu wahai Muth'im?"Ia menjawab,"aku sependapat dengan istriku."
Dengan kata lain,keluarga Muth'im telah membatalkan pinangan mereka sebab tidak ingin jika putra mereka meninggalkan ajaran nenek moyangnya.Abu Bakarpun merasa lega. Ia segera menemui Khaula dan berkata,"Sampaikan salamku pada Rosulullah untuk segera datang meminang putriku."Selang beberapa waktu,Rosululloh datang dan langsung dinikahkan oleh Abu Bakar dengan Aisyah.
Dalam riwayat Imam Bukhari dijelaskan,Aisyah pernah ber kata,"Ibuku-Ummu Ruman-mendatangiku ketika aku diatas ayunan dan bermain dengan teman-temanku.Akupun mendatanginya tanpa tau apa yang ia inginkan.Ia memegang tanganku dan berhenti di depan rumah.Akupun gelisah sampai akhirnya aku mampu mengendalikan perasaanku.Ibu mengambil sedikit air dan mengusapkannya pada muka dan kepalaku.Lalu kamipun masuk kedalam rumah.Ternyata di sana banyak waniya-wanita Anshor,mereka sama berkata,"Selamat berbahagia dan barokah yang melimpah bagimu."Lalu Ibu menyerahkanku pada mereka.Mereka memandikan,membersihkan rambut dan meriasku.Pada saat itu waktu Dhuha,tiba-tiba aku melihat Rosululloh berdiri di hadapanku dan Ibupun menyerahkanku pada Beliau.Saat itu usiaku 9 tahun
Istri Tersayang Rasulullah
Aisyah adalah iostri yang paling disayang Rosululloh setelah Khodijah tiada.Bahkan dalam sebuah riwayat,Rosul pernah memujinya dengan bersabda,"Sungguh demi Allah,aku tidak pernah menerima wahyu saat aku berada dalam satu selimut dengan istriku,kecuali saat aku bersama Aisyah."Malaikat Jibril juga pernah mengirim salam padanya melalui Nabi.Sebagaimana hadis,"Hai Aisyah,ini Jibril menyampaikan salam padamu."
Rosulullah wafat ketika Aisyah berusia 18 t ahun,setelah menjalani kehidupan yang penuh dan menghasilkan banyak karya.Ia telah menghafal banyak hadis dari Rosululloh Saw,sehingga dikatakan,"sesungguhnya seperempat hokum-hukum syari'at diriwayatkan darinya."
Kedudukannya di Bidang Da’wah
Aisyah mempunyai kejernihan pikiran yang amat tajam dan kesopanan yang amat indah.Serta kefasihan lidah dan tutur kata yang elok.Ia memiliki kemahiran dan kepiawaian ilmu serta kemampuan dalam upaya mencapai puncak pemahaman dan pengertian dalam segala hal yang berguna,terutama dalam agama.Seperti tentamg kandungan Al-Qur'an dan tafsirnya,hadis dan feqih.Semua dikuasai dengan baik.
Sepeninggal Rosululloh, ia dijadikan sebagai tempat rujukan oleh para sahabat saat mengalami kesulitan masalah agama.Abu Musa Al-Asy'ari telah berkata,"Jika kami para sahabat mengalani kesulitan dalam masalah agama,maka pada Aisyahlah kami datang dan bertanya.Kami selalu memperoleh jawaban yang memuaskan dan menambah pengetahuan kami tentang agama."
Suatu ketika ada perempuan Anshor datang dan bertanya pada Rosululloh ,"Bagaimana cara mengetahui wanita itu suci dari haid?"Rosul menjawab,"Ambillah sepotong kain yang telah diolesi minyak misik lalu usapkan pada tempat keluarnya darah."Namun wanita itu belum faham dan meminta dijelaskan lagi secara gamblang,namun Nabi merasa malu untuk hal itu.Maka Aisyahpun mengajak dan mengajarinya.
Abu Salamah bin Abdurrohman bin Auf juga pernah bertanya pada Aisyah " apakah hal yang mewajibkan mandi itu?"Aisyah menjawab "apabila dua khitan telah bertemu maka wajib mandi".Abu Musa Al-Asy'ari pernah datang dan berkata pada bekiau " aku merasa kesulitan atas perbedaan pendapat ulama' dalam suatu perkara.Aku merasa malu untuk bertanya padamu, Aisyah berkata" jika hal itu tentang sesuatu hal yang kamu tanyakan pada ibumu maka bertanyalah padaku". Abu Musa berkata "seorang laki-laki telah menggauli istrinya kemudian ia malas mandi sebab tidak keluar mani bagaimana hukumnya?Aisyah menjawab "apabila dua khitan telah bertemu maka wajib mandi".
Karya-karya Ilmiahnya
Aisyah meriwayatkan banyak hal dari Nabi beliau tergolong orang-orang besar penghafal sunah dari kalangan sahabat. Ia meriwayatkan hadits dari Rosul, ayahnya (Abu Bakar ), Umar, Fatimah dan Sa'ad bin Abi Waqash.Hadits yang telah ia riwayatkan mencapai 2210 hadits.
Ada beberapa tingkatan perowi hadits yang telah meriwayatkan langsung dari beliau dan yang termasyhur adalah:
1. Dari kalangan sahabat :Umar bin Khottob, Abdullah bin Umar Abu Huroiroh, Abu Musa Al-Asy'ari dll.
2. Dari kalangan wanita : Ummu Kultsum, Aisyah binti Tolhah, Hafsah binti Abdur
Rahman dll.
3. Dari kalangan selain sahabat : Auf, Ibnul Harits Al-Qosim,Sa'id ibnu Musayyab dll
Pujian Ulama’ Terhadapnya
Hasan telah berkata tentang Aisyah setelah Allah membersihkan tuduhanya dan Rosul telah menghukum para penyebar berita dusta:
Abdullah bin Ubai telah merasakan * hukuman yang setimpal baginya
Begitu pula Hamnah dan Misthah * Ketika mereka mengatakan ditengah hari, Mereka lontarkan tuduhan pada istri nabi* dan mendapat murka pemilik Arsy Mereka sakiti Rosul dengannya*menyiarkan kejelekan dan mencemarkannya.
Ketika Marwan menceritakan hadis dari Aisyah,ia berkata,"Diceritakan dari As-Shiddiqoh binti Ashiddiq,kekasih dari kekasih Allah."Atha' berkata,"Aisyah adalah orang paling faqih, alim dan baik pendapatnya dari pada yang lain."Az-Zuhri pun berkata,"Seandainya ilmu Aisyah digabung dengan ilmu seluruh Ummul Mu'minindan seluruh wanita, maka ilmu Aisyahlah yang paling baik."
Wafatnya
Aisyah wafat pada malam selasa,tanggal 17 Ramadan 58 H dalam usia 66 tahun,setelah melakukan sholat witir.Sahabat Abu Hurairoh yang mengimami sholat atas jenazahnya.Ketika itu masyarakat banyak berdatangan sehingga tiada terhitung jumlahnya.Adapun mereka yang ikut turun ke liang kubur untuk meletakkan jenazahnya adalah lima putra saudara dan saudarinya Jenazah beliau di makamkan di Baqi' pada malam hari sesuai wasiat beliau pada Abdullah bin Zubair,"Jangan Kau makamkan aku bersama Nabi dan kedua sahabatnyaNya,tapi makamkan aku di Baqi' bersama sahabat-sahabatku.Dan kalian jangan mengagung-agungkanku."
SAYYIDAH AISYAH
Diposting oleh
aliyah
Label:
Kisah Teladan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar