Bapak Kucing Kecil si Penggembala Kambing
Nama lengkap beliau adalah Abdurrahman bin Sakhr. Di masa jahiliyah, -sebelum masuk Islam- nama aslinya diperselisihkan. Ada yang mengatakan Abdu Syam bin Sakhr, Umair bin Amir, Burayr bin Isyraqah, Sikkin bin Dawmah, Abdullah bin Abdul Syams, Abdul Nahm atau Abdul Ganm. Dikatakan pula bahwa panggilannya adalah Abu al Aswad. Keika masuk Islam pada tahun penaklukan Khaibar ( 7 H / 628 M ) pada usia 30 tahun, Rasulullah menamainya Abdurrahman dan memberi panggilan Abu Hurairah, yakni bapak kucing kecil. Hal itu dikarenakan beliau mempunyai seekor kucing kesayangan yang selalu menjadi temannya di waktu siang dan beliau letakkan di atas pohon pada waktu malam hari.
Abu Hurairah berasal dari kabilah Azad, suku Daus, yakni salah satu suku Yaman yang terkenal. Beliau lahir dan besar di sana, di daerah pedesaan padang pasir. Ayahnya meninggal dunia ketika ia masih kecil, sehingga beliau menjadi seorang penggembala kambing demi membantu ibunya mencari nafkah. Ketika ibunya masih musyrik dan selalu menolak diajak masuk Islam, bahkan pernah mengucapkan penghinaan pada Rasulullah SAW, beliau merasa sangat sedih, sehingga beliau meminta Nabi SAW agar berkenan mendoakan ibunya masuk Islam. Kemudian Abu Hurairah menemui ibunya yang ternyata bersedia masuk Islam dengan mengucapkan dua kalimat syahadat.
Penghuni Suffah Terpandai
Sepulang dari Khaibar, Abu Hurairahtinggal di Suffah masjid Rasulullah SAW bersama 70 orang sahabat miskin. Mereka adalah tamu-tamu Islam dan hamba-hamba Allah yang menikmati keridlaanNya, karena mereka adalah para pencari ilmu yang sumbernya dari Kitabullah dan Sunnah Rasulullah. Mereka adalah orang-orang yang sabar dalam setiap keadaan, senang ataupun susah, karena mereka merasakan cinta yang teramat sangat pada RabbNya. Di kalangan ahlu suffah beliau merupakan pimpinan yang bertugas mengumpulkan mereka pada waktu malam dan pada seiap kegiatan. Beliau amat tekun menghafal Al-Qur’an dan Hadits yang disampaikan oleh Nabi SAW, S. Abu Bakar, S. Umar bin Khattab, Ubay bin Ka’ab, Usamah bin Zaid, Nadrah bin Abi Nadrah, Fadl bin Abbas, Ka’ab al Ahbar dan S. Aisyah ra, sehingga beliau menjadi penghuni suffah terpandai.
Ahlu Suffah yang tinggal di serambi masjid tidak punya keluarga maupun harta. Apabila Rasulullah mendapat shadaqah, beliau mengirimkan seluruhnya pada mereka tanpa mengambil sedikitpun. Ketika Rasulullah dan ahlu suffah telah duduk bersama, Rasulullah menyuruh Abu Hurairah untuk membagikan hadiah yang telah diterima kepada mereka. Baru setelah semua mendapat bagian, dengan tersenyum Rasulullah mempersilahkan Abu Hurairah untuk memakan / meminumnya pula, dan setelah Abu urairah kenyang, barulah Rasulullah mengambil sisanya.
Sosok Bersahaja, Sejak Hidup Miskin Sampai Kaya
Abu Hurairah tiada henti bersyukur kepada Allah SWT, baik dalam keadaan susah maupun senang. Ketika menjadi ahlu suffah, beliau sering merasakan kelaparan, tapir tak pernah menjadi pengemis atau memakan sisa-sisa makanan. Pernah di suatu hari beliau terbaring di atas tanah dalam keadaan mengikatkan batu pada perutnya sebagai usaha menahan rasa lapar yang teramat sangat. Beliau duduk di jalan yang biasanya dilewati para sahabat. Ketika S. Abu Bakar lewat, beliau bertanya tenang Al-Qur’an dan Hadits, dengan harapan agar beliau mengajaknya. Akan tetapi S. Abu Bakar terus berlalu, demikian pula kejadiannya pada S. Umar. Barulah ketika Rasulullah lewat beliau mampu melihat tanda kelaparan di wajah Abu Hurairah, sehingga beliau memanggil dan mengajak ikut serta ke rumah beliau. Di sana Abu Hurairah mendapatkan susu yang telah dikirimkan oleh seseorang kepada Rasulullah SAW. Abu Hurairah juga sering memperole makanan dari imbalan mengajarkan ayat Al-Qur’an dan Hadits pada orang lain atau dengan bekerja pada orang-orang kaya.
Abu Hurairah menikah dengan putri majikannya, Bisrah binti Gazwan. Akan teapi beliau tetap menyukai hidup sederhana dan bersahaja. Beliau terkenal bersifat dermawan kepada orang lain, senang menjamu tamu, bahkan beliau pernah menyedekahkan rumahnya di Madinah kepada para pembantunya. Abu Hadhrah meriwayatkan dari seorang lelaki, ia berkata : “ Aku singgah ke tempat Abu Hurairah dan tidaklah ku jumpai seorang sahabat yang lebih giat dan lebih memperhatikan tamu dari pada dia “. Dan diriwayatkan pula oleh Ahmad dari Abi Utsman An Nahdi, ia berkata : “ Aku bertamu di tempat Abu Hurairah. Ia, istri dan pelayannya biasa membagi waktu menjadi tiga bagian. Yang ini sholat dan membangunkan yang lain “. Memang demikian, tiga bagian itu untuk membaca Al-Qur’an dan mengulang-ulang hadits, untuk tidur dan untuk keluarga.
Sahabat Yang Banyak Meriwayatkan Sunnah
Abu Hurairah pernah menjadi pelayan Nabi SAW sehingga mempunyai banyak kesempatan mendengar ucapan dan melihat perbuatan beliau. Beliau mengabdi dan menemani Nabi selama empat tahun sejak masuk Islam hingga Nabi wafat. Beliau hanya berpisah dengan Rasulullah ketika beliau bersama Al Ala bin Abdullah Al Hadrami ( perawi hadits ) saat diutus berdakwah di Bahrein dan saat bersama Quddamah membawa surat tagihan pajak pada gubernur Bahrein.
Beliau termasuk rawi yang terbanyak meriwayatkan hadits Nabi SAW dan menghafal sunnah yang sangat banyak demi kaum muslimin. Allah telah memberi ingatan yang kuat sebagai wujud pengabulan doa dari makhluk sebaik beliau. Seperi salah satu kisah beliau : “ Pada suatu hari aku hadir di majlis Nabi SAW, beliau bersabda : siapa yang menggelar selendangnya hingga aku menyelesaikan perkataanku, kemudian ia mendekapnya, maka ia tidak akan melupakan sesuatu yang ia dengar dariku. Aku lakukan hal itu dan demi Allah yang nyawaku berada dalam kekuasaanNya, aku tidak lupa sesuatu apapun yang aku dengar dari Nabi SAW. “ Itulah sebabnya beliau menjadi sumber rujukan para sahabat, seperti Zaid bin Tsabit yang menyuruh seseorang yang bertanya masalah ilmu padanya untuk menemui Abu Hurairah.
Pada suatu hari, Zaid, Abu Hurairah dan Fulan duduk bersama di masjid. Tiba-tiba Nabi SAW datang, dan merekapun diam tidak meneruskan doa mereka. Rasulullah memerintah mereka agar meneruskan apa yang telah mereka lakukan. Setelah dua orang iu melanjutkan doanya, Abu Hurairahpun berdoa : “ Ya Allah, aku mohon kepadaMu apa yang dimohonkan oleh kedua temanku padaMu dan aku mohon kepadaMu ilmu yang tak terlupakan “. Rasulullah mengamini doanya. Zaid dan Fulan berkata “ Ya Rasulullah, kami juga mohon kepada Allah ilmu yang tak terlupakan “. Nabi menjawab “ Kalian berdua telah didahului oleh anak suku Daus ini dalam permohonan itu “. Hal tersebut menunjukkan perhatian dan kesibukan serta kegemaran Abu Hurairah dalam menghasilkan ilmu Nabawi.
Sebagaimana HR. Abu Hurairah, beliau bertanya pada Rasulullah “ Siapakah orang yang paling bahagia mendapatkan syafa’atmu pada hari kiamat ? “. Rasulullah menjawab “ Aku telah mengira bahwa tak ada seorangpun yang mendahuluimu untuk menanyaiku tentang hadits ini, karena aku melihat kegemaranmu yang demikian sangatnya pada hadits. Orang yang paling bahagia untuk mendapat syafa’atku di hari kiamat adalah siapa yang mengucapkan Laa Ilaaha Illallah secara tulus dari hatinya “.
Kehidupan Politik Abu Hurairah
Abu Hurairah adalah orang alim yang ahli ibadah dan termasuk pengamal tasawwuf yang berlaga di medan jihad untuk menegakkan kalimatullah. Beliau ikut perang tabuk di zaman Nabi SAW dan juga perang melawan orang-orang murtad bersama S. Abu Bakar ra setelah Rasulullah wafat. Beliau pernah pula terjun ke dunia poliik, terbukti saat menjabat sebagai gubernur di Bahrein ( 21-23 H ), akan tetapi kemudian diberhentikan oleh S. Umar bin Khattab karena menurut satu versi beliau didapati menyimpan uang 10.000 dinar. Namun menurut beliau harta itu diperoleh dari beternak kuda dan dari pemberian orang. Keika diminta menjabat lagi, beliau menolak dengan lima alasan, yaitu taku berkata tanpa pengetahuan, memutuskan perkara bertentangan dengan hukum, tidak mau dicambuk, taku disita harta bendanya dan tercemar nama baiknya. Beliaupun memilih jadi warga biasa di Madinah.
Beliau bersama 700 orang Muhajirin dan Anshor iku menjaga rumah S. Utsman bin Affan saat dikepung pemberontak. Pada masa S. Ali bin Abi Thalib beliau lagi-lagi menolak untuk dijadikan gubernur di Madinah, dan beliau juga bersifat netral serta menghindari fitnah pada pertemuan S. Ali dan S. Mu’awiyah. Setelah S. Mu’awiyah berkuasa, beliau diangkat menjadi gubernur Madinah dan setelah wafat, ahli warisnya mendapat santunan dari Mu’awiyah karena dianggap sebagai pembela S. Utsman bin Affan.
Periwayat hadits Terbanyak
Abu Hurairah berumur panjang, beliau hidup 47 tahun setelah Rasulullah wafat. Beliau merupakan sumber rujukan kaum muslimin dalam meriwayakan hadits hingga Abdullah bin Umar memohonkan rahmat atas jenazahnya dan berkata “ Ia seorang yang menghafal hadits untuk kaum muslimin “. Menurut Imam Bukhari, lebih dari 800 sahabat dan tabi’in yang menerima hadits dari Abu Hurairah. Dalam Musnad Baqi bin Mukhallad terdapat 5.374 hadits dari periwayatan Abu Hurairah. Hadits beliau yang disepakati Imam Bukhari dan Imam Muslim berjumlah 325 hadits, oleh Imam Bukhari sendiri 93 hadits dan Imam Muslim sendiri sebanyak 189 hadits. Begitu juga penulis kitab hadits yang enam, Imam Malik dalam Muwaththa’nya dan Imam Ahmad bin Hanbal dalam Musnadnya juga meriwayatkan dari beliau.
Menyukai Perjumpaan Dengan Allah
Setelah melalui usia 78 tahun dengan pengabdian yang tulus dan ikhlas dalam mendapatkan dan meriwayatkan Hadits Nabawiyah, tibalah saatnya Abu Hurairah menjumpai Allah. Beliau wafat setelah sebelumnya melalui rasa sakit yang mengantarkannya pada kematian. Suatu hari Marwan menjenguk beliau dan ia berkata : “ Semoga Allah menyembuhkanmu “. Abu Hurairah menjawab : “ Ya Allah, sesungguhnya hamba suka berjumpa denganMu, maka sukailah perjumpaan denganku “. Marwanpun keluar dari rumah beliau. Belum sampai ia ke tengah pasar, Abu Hurairah telah meninggal dunia. Hari itu berada pada tahun 57 H / 676 M, saat beliau menghembuskan nafas terakhirnya seraya tersenyum tulus karena akan segera melepaskan rindu pada Sang Pencipta, tepatnya di kota Madinah, kota yang sama dengan tempat wafatnya Rasulullah SAW, kekasih Allah yang juga termat dicintainya setelah Allah SWT.
By : Musbichah Fajriyah
ABDULLAH BIN UMAR BIN AL-KHATTAB
Muslim Sebelum Baligh
Abdullah bin Umar bin al- Khattab biasa di panggil dengan Abdurahman. Silsilah dari ayahnya adalah Abdullah bin Umar bin Al-Khattab bin nufail bin Abdul uzza. Silsilah dari ibu nya adalah Zainab binti Madh’un bin kulaib Al-jumahi saudara Utsman bin Madh’un.
Beliau di lahirkan pada tahun ke dua dan ke tiga dari kenabian, yaitu 10 thn sebelum hijrah. Beliau masuk islam bersama ayah nya dan pada saat itu beliau belum baligh. Beliau ikut hijrah bersama ayah nya ke madinah pada usia 10 thn dan tampil sebagai seorang yang terpelajar yang memainkan peranan yang menonjol di kota-kota pusat pemikiran dan intelektualisme islam setelah masa nabi SAW.
Ketika berumur 14 thn Abdullah bin Umar mengajukan dirinya untuk ikut dalam perang Uhud tapi tidak di izinkan oleh nabi karna masih terlalu kecil. Dan beliau baru di perbolehkan ikut dalam perang khandak, mu’tah, yarmuk, penaklukan mesir, afrika dan persia.
Ilmunya
Abdullah bin Umar adalah seorang yang pandai dan cerdas. Beliau belajar langsung dari nabi dalam menimba ilmu kenabian. Beliau mendalami dan mempelajari segi-segi ajaran islam, khusus nya bidang yang selama ini belum memperoleh perhatian serius yaitu tradisi atau hadits Rosul.
Ketika nabi masih hidup Abdullah bin Umar selalu menghadiri majlis-majlis nabi. Dalam suatu majlis nabi pernah berkata pada para sahabat: “Ada pohon yang tidak jatuh daun nya dan ia seperti orang muslim” Abdullah mengira itu adalah pohon kurma tapi para sahabat yang lain mengira itu adalah pohon di dusun. Dan ternyata yang di maksud nabi adalah pohon kurma. Ini menunjukkan bahwa Abdullah bin Umar adalah orang yang cerdas.
Abdullah bin Umar banyak bertanya dalam masalah agama, beliau memiliki ilmu yang dalam, kewara’an yang murni dan beliau adalah orang yang memelihara sunah.
Keberaniannya dalam Mengutarakan Kebenaran
Abdullah bin Umar adalah sahabat yang tegas dan selalu berjalan pada jalan kebenaran. Pada suatu hari ketika Umar menetapkan tunjangan untuk Usama bin Zaid 3000 dirham dan untuk putranya (Abdullah ) 2500 dirham, beliau protes dan berkata pada ayah nya “Demi Allah, tidak pernah Usamah menghadiri perang yang tidak ku hadiri dan tidak pernah ayah nya menghadiri perang yang tidak di hadiri ayah ku” S.Umar menjawab, “Engkau berkata benar anak ku, tapi aku bersaksi bahwa ayah nya lebih di cintai Rosul dari pada ayah mu dan Usamah lebih di cintai Rosul dari pada kamu.” Ini menunjukkan bahwa Abdullah bin Umar berani mengatakan apa yang mengganjal di hati nya tapi dia juga mau menerima kalau memang hal itu adalah kebenaran.
Ahli Ibadah Yang Wara’
Abdullah bin Umar selalau menghiasi malam-malam nya dengan membaca istighfar serta berdo’a sampai subuh. Beliau pernah bermimpi melihat dirinya di syurga, kemudian datang dua orang untuk mengajak nya ke neraka, tapi malaikat mencegah mereka. Kemudian Rosul berkata pada Ibnu Umar, “Sebaik-baik orang laki-laki adalah Ibnu Umar karna ia suka mengerjakan sholat malam dan memperbanyak rakaat nya”. Ini menunjukan bahwa Abdullah bin Umar tidak pernah meninggalkan sholat malam.
Abdullah bin Umar sangat wara’ yaitu berhati-hati dan menjaga diri dalam mengamlkan ilmu dan agama nya. Di riwayatkan dari Jabir: “Dunia akan selalu membuat orang-orang condong (Terlena) tapi Abdullah bin Umar tidak akan pernah condong pada dunia”.
Abdullah bin Umar adalah pedagang suksses yang kaya raya. Beliau menerima gaji dari Baitul mall, tapi beliau juga sangat dermawan yang suka berderma pada fakir miskin. Dan beliau tidak akan makan kecuali bersama anak yatim atau fakir miskin.
Di riwayatkan dari Nafi’ bahwa dalam suatu majlis beliau pernah membagikan 3000 dirham, setelah itu beliau tidak makan daging selama 1 thn lebih. Bila beliau mau bepergian atau puasa beliau memperbanyak makan nya.
Setelah Nabi Muhamad SAW. Wafat beliau sering melakukan ibadah haji dan bersedekah. Beliau menangis tersedu ketika di bacakan ayat: االم يان للذ ين امنوا ان تخشع قلوبهم لذكرالله
Dan ketika di sebut nama nabi di depan nya. Beliau memejamkan mata bila melewati rumah nabi. ini menunjukkan betapa besar kecintaan beliau kepada Allah dan Rosul nya. Abdullah bin Umar selalu berwudu’ ketika hendak sholat dan selalu membaca mushaf antara dua sholat. Kholifah Utsman bin Affan pernah menawari nya untuk menjabat menjadi hakim tapi beliau tidak mau.
Seorang Rowi dan Faqih
Abdullah bin Umar sangat teliti dalam meriwayatkan hadits. Beliau menyampaikan apa yang di dengar dari nabi tanpa di tambah atau di kurangi. Setelah Nabi wafat, selama 60 thn beliau memberi fatwah dan meriwayatkan hadits. Beliau juga menghafal semua yang di dengar dari nabi dan bertanya kepada orang-orang yang pernah menghadiri majlis nabi tentang ucapan dan perbuatan beliau.
Di riwayatkan dari Malik bahwa Ibnu Sihab pernah berkata kepadanya, “Janganlah engkau mengesampingkan pendapat Ibnu Umar, karena dia adalah orang yang menegakkan sunah Rosul sesudah beliau wafat.Dan tidak pernah meleset dari nya semua tentang rosul dan sahabat nya”.
Abdullah bin umar selalu mengikuti apa yang di lakukan oleh Rosul, seperti: Beliau tidak menyentuh rukun-rukun kecuali Yamani, beliau selalu memakai sandal sabthiyah, mewarnai dengan warna kuning dan tidak mengucapkan talbiyah hingga tiba hari tarwiyah. Semua itu beliau lakukan karna nabi selalu melakukan hal tersebut. Dalam kitab-kitab hadits atau sunah banyak di sebutkan riwayat, pendapat, fatwah dan sikap-sikap nya yang terpuji. Ketika di tanya tentang suatu masalah, beliau sering menjawab tidak tahu karna takut bicara tentang agama berdasarkan pendapatnya sendiri. Dan takut berkata tanpa ilmu.
Atsar-atsar dan Riwayatnya
Abdullah bin umar banyak meriwayatkan hadits dari Nabi Muhammad SAW, Abu Bakar, Umar, Utsman, Abu Dzar, Mu’adz bin Jabal, Rofi’ bin khadij, Abu Hurairah dan Sayidah Aisyah. Dan yang meriwayatkan hadits darinya adalah:
1. Dari golongan sahabat : Abdullah bin Abbas, Jabir, Al- aghar Al- muzani, dan putra-
putra mereka.
2. Dari golongan tabi’in : Salim, Abdullah, Hamzah, Bilal, Zaid, Abdullah Mus’ab bin
Sa’ad, Said Ibnul Musayyab, Aslam budak nya Umar, Nafi’ dll.
Ibnu Hazm menggolongkan Abdullah bin Umar sebagai sahabat yang banyak memberi fatwah secara muthlak. Dan fatwah-fatwah nya dapat di kumpulkan dalam satu jilid besar.
Abdullah bin Umar telah meriwayatkan 2.630 hadits, dan isnad nya adalah paling shohih secara muthlak yaitu dari Nafi’ dan Ibnu Umar.
Pujian-pujian Ulama’
Diriwayatkan dari Hudzaifah bahwa keadaan maupun keimanan Abdullah bin Umar tidak pernah berubah meskipun Nabi telah tiada. Dari Said Ibnul Musayyab mengatakan bahwa beliau mau bersaksi kalau Abdullah bin Umar adalah penghuni syurga, dan sebaik-baik orang yang hidup.
Abdullah bin Umar adalah lelaki yang waro’ menurut Thowus. Abdullah bin Mas’ud mengatakan bahwa pemuda quraisy yang paling mampu mengendalikan dirinya dari godaan dunia adalah Abdullah bin Umar.
Wafatnya
Abdullah bin Umar wafat tahun 74 Hijria dalam usia 84 tahun. Beliau adalah sahabat yang paling terakhir meninggal di Makkah. Beliau berwasiat kepada putranya Salim bin Abdullah agar mengubur nya di luar tanah haram, namun tidak bisa di laksanakan. Oleh karna itu beliau di makamkan di tanah Haram dalam pekuburan Muhajirin (Sekarang di kenal dengan As-syuhada’) di kawasan Az-zahir.
Luluk Masyrifah & Nur Sulistiowati
ANAS BIN MALIK
Pelayan Rasulullah
Anas bin malik di lahirkan di yastrib (madinah) 8 tahun sebelum hijriah oleh ibunya yang bernama Ummu Sulaim Binti Milkhan. Nama lengkapnya adalah Anas bin Malik bin Nadhir bin Dhomdhom bin Zaid bin Kharom bin Jundub bin Amir bin Ghonam bin Adiy bin Annajjar Al-madani. Biasanya ia di panggil Abu Hamzah.Di riwayatkan ابو ثمامة الانصارى.Dan ia pendatang baru yang tinggal di Bashroh.
Ketika Anas bin Malik berumur 10 tahun lebih beberapa bulan, ibunya menitipkannya pada Rosululloh agar Anas melayani beliau dan ibunya memohon pada Rosululloh agar anaknya didoakan . Kemudian Rosululloh berdoa untuk Anas sambil mencium 2 matanya :
اللهم اكثرماله وولده وادخله الجنه.
Artinya : “ Ya Allah Perbanyaklah hartanya dan anaknya serta masukkan dia ke dalam surga “
قيل Anas memiliki 100 anak, قيل 115 anak, قيل 82 anak(80 laki2 dan yang perempuan 2).Selain Anas memiliki banyak anak, dia juga diberi banyak rizki berupa kebun yang luas dan subur yang mana dalam 1 tahun menghasilkan buah-buahan 2 kali
Orang Kaya Yang Ahli Ibadah
Anas berkata : Aku melihat 2 perkara dan aku mengharap yang ke3nya. Demi Allah, Sungguh hartaku banyak dan anakku serta anak dari anakku mencapai lebih dari 100 orang. Meskipun Anas punya banyak harta , namun ia tetap memperbanyak ibadah. Seperti yang di ungkapkan Abu Hurairah:” Saya tidak pernah menyaksikan seorang yang solatnya menyerupai sholatnya Rosululloh kecuali putra Ummu sulaim (Anas)“.
Riwayat lain mengatakan bahwa ibadah Anas memang baik. Hingga diceritakan oleh Tsabit bahwa tanahnya mengalami kekeringan ( ketika musim kemarau ). Kemudian ia mengambil air wudlu’ dan pergi ke tanah lapang serta sholat 2 rokaat. Kemudian ia berdoa .Tiba2 tampak awan tebal dan turun hujan deras,setelah hujan reda, ia menyuru salah seorang keluarganya, pelayannya untuk melihat dimana batas turunya hujan itu. Ternyata hujan itu turun pada tanahnya saja . hal itu berlangsung pada musim panas (hal ini termasuk karomahnya Anas).
Pelayan Terbaik Rasulullah
Anas adalah sebaik-baik pelayan, hingga ia di beri gelar خا دم رسول الله. Ia membantu Rosululloh selama 9 tahun lebih beberapa bulan. 10 tahun/8 tahun /7 tahun. Dengan menjadi pelayan beliau, Anas tumbuh dan berkembang bersama Rosululloh, hingga Anas naik ke tingkat kemulyaan kebanggaan tertinggi, karena perilaku Rosululloh telah berpengaruh padanya.
Ia hafal 2286 chadist dari nabi, menurut riwayat lain 2266. Anas sendiri termasuk sahabat yang kuat hafalannya Ia juga sudah pandai menulis ketika diserahkan ibunya kepada Rosululloh. Oleh karena itu, ia banyak menulis chadis dari Rosululloh. Sebagai khodim Rosululloh, ia sering menemani Rosululloh kemanapun dan dimanapun, bahkan sampai kemedan perang sebanyak 8 x. Ia mengabdi kepada nabi SAW sampai nabi wafat.
Ketika Rosulullah wafat, usia Anas sudah mencapai 20 tahun . Ia dikenal dekat dengan Rosululloh, oleh karena itu tidak mengherankan jika Anas memperoleh banyak chadist dari Rosululloh. Disamping itu , ia meriwayatkan sejumlah chadist dari para sahabat nabi SAW,termasuk: Abu Bakar, Ustman, Ali, Abdulloh bin Rowachah, Fatimah Azzahro’, Stabit bin Qois bin syammas, Abdur Rochman bin ‘Auf, Ibnu Mas’ud , Abi Darr , Ubai bin Ka’ab , Muad bin Jabal, dan ibunya (Ummu Sulaim) dan sejumlah orang.
Adapun orang yang meriwayatkan darinya adalah : Chasan , Sulaiman Attaimi , Abu Qilabah , Abu Mijlaz , Abdul Aziz bin Shuhab , Iskhaq bin Abi Tholkhah , Abu Bakar bin Abdulloh , Qotadah , Stabit Albananiy , Chumaid Athowil , Muchammad bin Sirin , Anas bin Sirin , Yahya bin Said Al- anshori , Said bin Jubair dan banyak lagi dari berbagai penjuru.
Mendapat Jaminan Syafaat Rasulullah
Nabi SAW tidak pernah mengatakan uff pada Anas, juga tidak pernah mengatakan “Mengapa engkau melakukan begini dan mengapa engkau tidak melakukan begitu ? “
Pernah pada suatu hari Rosululloh SAW mengutusnya karna ada suatu keperluan, Tapi ditengah jalan ia ikut bermain bersama anak2 dipasar. Hingga Rosululloh menghampirinya sambil memegang punggung Anas. Sementara Rosululloh tersenyum seraya berkata:
يا انس اذهبت حيث امرتك؟ قا ل نعم انا اذهب يا رسول الله
Artinya : “ Hai Anas , Apakah engkau pergi ke tempat aku menyuruhmu? “ Anas menjawab : “ Ya, aku pergi ya Rosululloh ! “ .
Di riwayatkan pula dari Anas , pada pagi hari ketika aku mimpi hingga keluar mani , Aku memberi tahu Rosululloh SAW . dan nabipun menjawab :باءذن لاتدخل على النساء الا (Jangan masuk pada orang perempuan kecuali dengan izin (nikah). Maka tiada pernah aku rasakan suatu hari yang lebih berat dari pada hari itu .
Ketika menjadi khodim Rosululloh , salah satu tugasnya adalah merawat sandal Rosululloh SAW dan wadah air dari kulit miliknya .
قا ل للرسول ؛ خويدمك انس . اشفع له يوم القيا مه قال ؛ انا فا عل قال فأين اطلبك؟ قال عند الصراط فأن وجدتنى والا فأنا عند الميزان , فأن وجدتنى والا فأنا عند حوضى , لااخطئ هذه الثلاثه الموا ضع
Anas berkata : Inilah pelayanmu Anas , Berilah dia syafa’at pada hari qiamat . Nabi SAW menjawab : Aku akan melakukannya . Anas berkata : Dimana aku mencari anda? Nabi SAW menjawab : Di tempat as- shirot , jika engkau tidak menemukan aku di situ , Maka aku berada di tempat mizan , jika engkau tidak menemukan aku disitu , Maka aku berada di telaga . aku tidak uput dari ke3 tempat ini .
Anas bin Malik punya kegemaran memanah , dan ia sering pergi bersama anak2 nya . Dan bidikannya selalu tepat sasaran , kelebihan inilah membuat orang hormat padanya .
Wafatnya
Setelah Rosululloh wafat , Anas merantau ke Damasykus , kemudian ke bashroh . Menjelang kewafatnnya , ia pernah berkata : Talqinilah aku dengan lafadz “لااله الا الله” ia terus mengucapkanya hingga ia wafat. Setelah Anas bin Malik wafat , Muwarriq Al –ajali berkata : Hari ini telah lenyp separuh imu , Kemudian ada yang bertanya : Bagaimana hal itu terjadi hai Abu Mughiroh ? Muwarriq menjawab : Ada orang penganut paham sesat yang berbeda dengan pemahaman kami mengenai chadist dari Rosululloh SAW Maka kami katakana padanya : Marilah kita pergi menemui orang yang mendengarnya dari Rosululloh SAW (yaitu Anas) .
By : Inayah Karimah
ABU HURAIRAH
Diposting oleh
aliyah
Label:
Kisah Teladan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar